Cari Blog Ini

Rabu, 04 Mei 2016

Makalah Ilmu Sosial Dasar - Proses Terbentuknya Alam Semesta Berdasarkan Sains Modern dan Al-Quran

BAB I
Pendahuluan

A.Latar Belakang

Setiap manusia yang ada dimuka bumi ini memiliki rasa keingin tahuan yang kuat dan takjub demi apa yang akan dia teliti,berbagai macam hal yang ingin mereka ketahui,salah satunya ingin mengetahui benda apa-apa saja yang berada dibumi bahkan sekaligus hingga benda-benda langit yang ada dialam semesta ini,mereka berfikir bagaimana dimensi ruang dan waktu itu mulai berjalan serta kapan awal mula terjadinya kehidupan itu.

Sehingga telah banyak para ilmuan dan pakar-pakar yang memikirkan proses alam semesta ini terbentuk dan mereka melahirkan berbagai macam teori (pendapatnya) tentang proses bagaimana alam semesta ini tercipta.

Berbagai macam Kaum filsafat materalis muncul dari berbagai penjuru dengan teorinya yang menentang adanya peristiwa penciptaan dengan nama lain alam semesta telah ada tanpa diciptakan. serta lahir juga teori yang menjelaskan bahwa alam semesta ini “berasal dari sebuah ketiadaan yang kemudian ada secara tiba-tiba”, hingga terbentuklah ruang dan waktu.


Keragaman teori yang lahir ini didasarkan karena mereka lebih suka mengeluarkan pendapat masing-masing berdasarkan pemikiran mereka, dan mereka hanya bersumber pada buku sains saja, tanpa melibatkan kuasa Allah SWT didalamnya. Padahal, Allah SWT telah memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya didalam Al-Qur’an. Bagaimana proses Dia menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya.

B.     Rumusan Masalah
       
        1. Bagaimana Proses Terbentuknya Alam Semesta Berdasarkan
          Sains Modern dan Al-Quran?
      2. Bagaimana Asal Usul Kehidupan di Bumi?


BAB II
Pembahasan

A.Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Sains

Jika kita mengkaji asal-usul penciptaan alam semesta berdasarkan sains modern,maka kita akan mempelajari terlebih dahulu ilmu astronomi. Astronomi, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata ,yaitu astro (άστρο) yang berarti bintang dan nomos (νόμος) yang berarti peraturan/hukum. Sedangkan,Secara terminologi ialah ilmu yang mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik, dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar bumi) –serta  proses yang melibatkan mereka.

Berbagai macam teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuan,seperti sebagai berikut :    


              Teori ini berbunyi “alam semesta bukanlah sesuatu yang di ciptakan. Jika ia di ciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan,” begitulah teori yang dikemukakan   seorang filosof materalis George Politzer (1860), dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie.
            Teori penciptaan ini adalah teori yang dikemukakan oleh kaum materalis yakni suatu kaum yang menganut materalisme (system berfikir yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi termasuk menolak adanya tuhan) dan berkembang di abad ke-19.
            Teori alam semesta tak hingga ini adalah suatu teori  penciptaan yang berpendapat bahwa alam semesta itu diam, luas tak tebatas, tak berkembang, dan kekal dari dulu sampai kapanpun.Selain menolak adanya awal (penciptaan) teori ini pun menolak adanya akhir dari alam semesta (alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir).Salah satu tokohnya adalah Karl Marx Politzer yang berpendapat “alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan,” ia berpijak pada model alam semesta statis.


              Teori Big Bang merupakan teori penciptaan alam semesta yang menerangkan bahwa alam semesta telah “diciptakan dari ketiadaan.Pengemuka teori ini bernama” Edwin Hubble (1929) dia memulai penelitian  diobservatorium Mount Wilson California, Amerika. Dia membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi.sewaktu  ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa bintang-bintang itu memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti dapat dibuktikan bahwa bintang-bintang itu “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang telah ditetapkan, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati seorang pengamat cenderung akan berwarna keunguan, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung akan berwarna kemerahan.
              Sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain.Dari sini dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.
Adapun arti mengembang, maka ini menunjukan bahwa pada awalnya ia berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa “titik tunggal” ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki “‘volume nol”, dan “kepadatan tak hingga”. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.dan ledakan inilah yang disebut dengan Big Bang.
Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.

         
             Teori multiverse ini pertama kali di kemukakan oleh seorang astrofisika yang bernama  Paul Davies (2003) di dalam karangan bukunya yang berjudul “A Brief History Of The Multiverse” (Sejarah Singkat jagat Raya Jamak). Ia mengatakan: “Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, Big Bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat“ Davies (2003:…..)
         Selanjutnya Dia juga mengungkapan: “sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang, yang terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi keberadaan desain alam semesta.” Davies (2003: …)
             Menurut teori ini, jagat raya (universe) yang kita tempati mungkin hanyalah satu dari sekiaan banyak jagat raya (universes) berjumlah tak hingga yang membentuk sebuah “jagat raya jamak” yang jauh lebih besar lagi yang dimanakan “multiverse” (kumpulan dari banyak “universe”, multi = banyak/jamak, uni =satu/tunggal).
            Teori ini diawali dengan perhitugan mengenai kecepatan pengembangan alam semesta yang sangat dekat dengan angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta ini sudah berhamburan sejak dulu. Dari sini ia jelas menyadari bahwa pengembangan alam semesta ini tidak mungkin jika tidak ada campur tangan dari tuhan yang di dalamnya terdapat tujuan dan  perancangan di alam semesta, dan teori ini ia buat untuk menentang akan keberadaan tuhan dan perangan tuhan itu (pemikiran kaum materalis atheis). Dalam teori ini ia menyatakan bahwa perancangan di jagat raya adalah disaat awal terbentuknya jagat raya, seluruh variable, dari kecepatan ledakan Big Bang hingga kekuatan empat gaya fundamental , dari struktur unsur-unsur hingga struktur tata surya yang kita huni, benar-benar sesuai untuk menyangga kehidupan.


           Teori ini menyatakan bahwa alam semesta itu bersifat tetap. Teori Sir Fred Hoyle (1928)  menyatakan bahwa alam semesta tak hingga dan kekal sepanjang masa (alam semesta ini statis). Hal ini bertujuan mempertahankan paham Materalis. Teori ini juga menyatakan bahwa alam semesta dimanapun selalu sama. Alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama. Dalam teori ini dinyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh dan menjadi tua akhirnya mati.[[1]]


B.Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Perspektif Al-Qur’an

Ayat-ayat yang menjelaskan tentang Pencipta Alam Semesta oleh Allah SWT :
Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan alam semesta adalah :
         (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

           (Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )

مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا

Artinya: “aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.”(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
            


(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya :“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )

Tafsir Ayat Yang Berhubungan Dengan Penciptaan Langit


·         (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
          Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT yang telah menurunkan Alquran kepada Muhammad SAW itu adalah sebagai bukti bahwa Allah Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi. Hari pada waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan bumi serta telah adanya peredaran bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.
         Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy, sesuai dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya".Allah SWT menegaskan bahwa tidak seorangpun yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa. Dan tidak seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah semata, karena Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala sesuatu.Kemudian Allah SWT memperingatkan: "Apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain Allah? (tafsir Depag)
·         (Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan kekuasaan-Nya, dan bahwa setan itu tidak berhak untuk menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak mempunyai hak sebagai pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga karena mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi ini. Allah SWT menegaskan bahwa iblis dan setan-setan itu tidak dihadirkan untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi ini, di kala Allah menciptakannya, bahkan tidak pula penciptaan dari mereka sendiri, dan tidak pula sebagian mereka menyaksikan penciptaan sebagian yang lain. Bilamana mereka tidak hadir dalam penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan pertolongan dalam penciptaan tersebut. Patutkah setan-setan itu dengan keadaan demikian dijadikan sekutu Allah? Allah SWT dalam menciptakan langit dan bumi ini tidak pernah sama sekali menjadikan setan-setan, berhala-berhala, sembahan-sembahan lainnya sebagai penolong, hanya Dia sendirilah yang menciptakan alam semesta ini, tanpa pertolongan siapapun. Bilamana setan-setan itu dan berhala-berhala itu tidak ikut serta dalam menciptakan itu tentulah mereka tidak patut dijadikan sekutu Allah dalam peribadatan seseorang hamba Nya. Sebab orang yang ikut disembah yang ikut pula dalam penciptaan bumi dan langit ini. Sekutu dalam penciptaan, sekutu pula dalam menerima ibadah. Dan sebaliknya tidak bersekutu dalam penciptaan, tidak bersekutu pula dalam menerima ibadah. Maka yang berhak menerima ibadah hanyalah Allah SWT. Allah SWT berfirman :

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ
فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ

Artinya:
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memeliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya." (Q.S. Saba: 22) (tafsir Depag)
·         (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
(Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu); sebagai kemuliaan dari-Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan kemanfaatan untuk waktu tertentu. (dan Dia berkehendak [menciptakan] langit); lafazh “Tsummas tawa: (artinya): ‘dan Dia berkehendak (menciptakan)’ ”, mashdar/kata bendanya adalah istiwa’. Jadi, al-Istiwa’ artinya meninggi dan naik keatas sesuatu sebagaimana makna firman Allah Ta’ala (dalam ayat yang lain-red): “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu…”. (Q.S.Al-Mu’minun/23:28). (lalu dijadikan-Nya); meluruskan (menyempurnakan) penciptaannya (langit) sehingga tidak bengkok (tidak ada cacat didalamnya-red) [Zub]. (tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu); meskipun demikian Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu, Maha Suci Dia Yang tiada ilah dan Rabb (Yang berhak disembah) selain-Nya. [Ays] (tafsir depag).
          Dari ketiga ayat di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke maha kuasaan-Nya  yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur tangan dari siapapun.
ketiga ayat di atas pun sekaligus menentang pada pernyataan para philosof materalis yang mengatakan bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun dan akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti.” (Harun Yahya).


          Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata ‘fase’ adalah tingkatan masa (perubahan, perkembangan, proses,tahapan)[[2]]. Sehingga dapat disimpulkan perkembangan ataupun perubahan tahap-tahap penciptaan alam semesta dalam hal ini ditinjau dari al-Qur’an dan tidak lupa juga menyertakan penjelasan di dalam Hadits. Akan tetapi, menyusun tahapan penciptaan alam semesta di dalam a-Qur’an bukan perkara yang mudah – disamping minimnya referensi terutama asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) ataupun penjelasan dari hadits berkaitan dengan fase-fase penciptaan diperparah dengan kemunculan cerita-cerita dari Israiliyat dan hadits yang dlaif maupun maudlu (palsu).
         Sebab, dari segi susunan ayat yang menerangkan tahapan penciptaan di dalam al-Qur’an seolah mengalir seperti firman Allah di dalam surat Fushilat ayat 9-12. Tidak seperti puzzle yang memang harus disusun sehingga membentuk satuan gambar yang utuh bisa dikenali. Namun, jika disusun seperti puzzle yang pernah kita mainkan maka akan membentuk sebuah gambaran penciptaan alam semesta yang saat ini dunia akui keabsahannya dari berbagai rangkaian eksperimen dan bukti yang otentik.

Enam Masa Penciptaan Alam Semesta

            Alam semesta diciptakan dalam enam masa, begitulah kita yakini berdasarkan keterangan al-Qur’an. Sebagaimana orang kristen meyakini di dalam Alkitabnya (Bible) di Kitab Kejadian disebutkan bahwa alam semesta pun diciptakan dalam enam hari atau bisa dikatakan 6 x 24 jam. Bahkan diperkuat dengan keterangan yang lain, Kitab Kejadian Pasal 1 ayat 3-5 dan 9-19 disebutkan: Berfiman Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang pun jadi (3). Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap (4). Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama (5).Kemudian Allah berkata, "Hendaklah air yang ada di bawah langit mengalir ke satu tempat, sehingga tanah akan kelihatan,” lalu hal itu terjadi (9). Allah menamakan tanah itu “Darat”, dan kumpulan air itu dinamakan-Nya “Laut”. Dan Allah senang melihat hal itu (10). Allah berkata lagi, “Hendaklah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan, yaitu jenis yang menghasilkan biji-bijian dan jenis yang menghasilkan buah-buahan.” Lalu hal itu terjadi (11). Demikianlah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan, dan Allah senang melihat hal itu (12). Malam lewat dan jadilah pagi. Itulah hari ketiga (13).Berfirman Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari mala. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun (14). Dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi Bumi.” Dan jadilah demikian (15). Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang (16). Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi Bumi (17). Dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah meliahat bahwa semuanya itu baik (18). Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

Sedangkan al-Qur’an menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang berarti enam masa yang panjang.

Sebagaimana dalam al-qur’an   (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ):

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”

           Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahwa yang disebut dengan  (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam hari sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.

Pernyataan ini diperkuat pula oleh firman Allah SWT dalam  (QS. Fushshilat [41] :9-12 ) : 

قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ 
الْعَلِيمِ(12)

Artinya: “katakanlah, ‘sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yangmenciptakan bumi dalam dua masa’. Dia menciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya, kemudian Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)-nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa kabut, lalu dia berkata kepadanyadan kepada bumi, ‘Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa’.Keduanya menjawab,’Kami datang dengan suka hati’.Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang maha perkasa lagi Maha Mengetahui.”(QS. Fushshilat [41] :9-12 ) 

          Begitulah Allah SWT menjelaskan kronologis penciptaan alam semesta. Dua masa untuk menciptakan langit sejak terbentuk  dukhan(campuran debudan gas), dua masa untuk menciptakan bumi, dan dua masa untuk memberkahi bumi.

Selain itu tentang fase penciptaan alam semesta ini di jelaskan pula dalam (Q.S. An-Naazi’at [79] :27-32) :

أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (27) رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (28) وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا (29) وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (30) أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا (31) وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (32)

Artinya: “Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya.Dia meninggikan bangunanya lalu menyempurnakannya dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhanya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh, (semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.”(Q.S. An-Naazi’at [79] :27-32)

Penjelasan di dalam hadits mengenai penciptaan langit dan Bumi dalam enam masa justru Bumi diciptakan terlebih dahulu pada hari Ahad sampai hari Rabu kemudian membangun langit pada hari Kamis dan Jum’at.

حدثنا أبو عبد الله الحافظ ، أنا أبو سعيد أحمد بن عمرو الأحمسي بالكوفة ، نا الحسين بن حميد بن الربيع ، نا هناد بن السري ، نا أبو بكر بن عياش ، عن أبي سعد ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ، أن اليهود أتت النبي صلى الله عليه وسلم فسألت عن خلق السماوات والأرض فقال : « خلق الأرض يوم الأحد والإثنين ، وخلق الجبال يوم الثلاثاء وما فيهن من المنافع ، وخلق يوم الأربعاء الشجر والماء والمدائن والعمران والخراب ، فهذه أربعة ، فقال عز من قائل : ( قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام سواء للسائلين)[2] ، وخلق يوم الخميس السماء ، وخلق يوم الجمعة النجوم والشمس والقمر والملائكة إلى ثلاث ساعات بقين منه ، فخلق في أول ساعة من هذه الثلاث الساعات الآجال حين يموت من مات ، وفي الثانية ألقى الآفة على كل شيء مما ينتفع به الناس ، وفي الثالثة آدم وأسكنه الجنة وأمر إبليس بالسجود له ، وأخرجه منها في آخر الساعة » . ثم قالت اليهود : ثم ماذا يا محمد ؟ قال : « ثم استوى على العرش » . قالوا : قد أصبت لو أتممت . قالوا : ثم استراح . قال : فغضب النبي صلى الله عليه وسلم غضبا شديدا ، فنزلت : ( ولقد خلقنا السماوات والأرض وما بينهما في ستة أيام وما مسنا من لغوب فاصبر على ما يقولون ) {الأسماء و الصفات للبيهقي (خلق الأرض يوم الأحد والإثنين ، وخلق الجبال2: 304)}[3]

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah al-Hafidl, telah memberitakan kepada kami Abu Sa’id Ahmad bin ‘Amr al-Ahmasiy di Kufah, telah memberitakan kepada kami Husayn bin Humayd bin ar-Rabi’, telah memneritakan kepada kami hunad bin as-Suriy, telah mencceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Iyas dari Abi Sa’iyd dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas. Sesungguhnya seorang Yahudi mendatangi Nabi S.A.W. lalu bertanya tentang penciptaan Langit dan Bumi kemudian Beliau bersabda: “ Allah menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama) dan Senin (kedua), dan menciptakan gunung dan isinya pada hari Selasa (ketiga), pada hari Rabu (keempat) Dia ciptakan Pohon, air, kota-kota, pemukiman, dan kharrab (lahan-lahan kosong), dan ini sudah empat hari. Maka yang Mahagagah berfirman: “Katakanlah, “Pantaskah kamu ingkar kepada Rab yang menciptakan Bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya itulah Rab seluruh alam.”  Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya.” Dan Dia menciptakan langit pada hari Kamis(kelima).  Dan Dia menciptakan Bintang-bintang, Matahari, Bulan, dan Malaikat pada hari Jum’at sampai tiga waktu (fase) tahapan penciptaan-Nya, kemudian Dia menciptakan pada awal waktu (fase) dari tiga waktu (fase-fase) ini menentukan kisaran waktu kematian seseorang, dan  pada fase kedua memberi penyakit atas semua manfaat bagi manusia, dan pada fase ketiga menciptakan Adam dan menempatkan di surga dan memerintahkan iblis  sujud kepada Adam, dan keluarnya dari surga pada akhir fase.”. Kemudian orang Yahudi itu bertanya, “Lalu apa Wahai Muhammad?”. Nabi bersabda, “Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.”. Mereka mengatakan, “Jika aku telah selesai menyempurnakan.” Mereka berkata, “Kemudian istirahat.” dia berkata, maka Nabi S.A.W. marah dengan sangat marah. Maka turunlah ayat: (Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan, Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan … ) {asma dan mensifatinya baihaqi (Dia menciptakan bumi pada hari ahad dan senin dan dia menciptakan gunung 304:2)}.”

Kemudian dijelaskan pula oleh hadits yang lain diterima dari sahabat Ibnu Abbas menyatakan bahwa setelah terjadinya Big Bang sehingga menyisakan lontaran materi yang disebut Dukhan (Nebula) di sinilah saat memulai penciptaan Bumi.

أخبرنا عبدوس بن الحسين قال : حدثنا أبو حاتم الرازي قال : حدثنا عبد الله بن صالح قال : حدثنا يحيى بن أيوب ، عن عبد الملك بن جريج ، عن عطاء بن أبي رباح ، عن ابن عباس ، رضي الله عنهما قال : « خلق الله ، عز وجل ، السموات من دخان ، ثم ابتدأ خلق الأرض يوم الأحد ويوم الإثنين ، فذلك قوله تعالى : قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين[4] ثم قدر فيها أقواتها في يوم الثلاثاء ويوم الأربعاء ، فذلك قوله وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام[5] الآية . ثم استوى إلى السماء وهي دخان فسمكها وزينها بالنجوم والشمس والقمر فأجراهما في فلكهما ، وخلق بها ما شاء من ملائكته وخلقه ، يوم الخميس ، وخلق الجنة في يوم الجمعة ، وخلق آدم في يوم الجمعة ، فذلك قوله : خلق السموات والأرض وما بينهما في ستة أيام[6] ، وسبت كل شيء يوم السبت ؛ فعظمت اليهود يوم السبت ، لأنه سبت[7] فيه كل شيء ، وعظمت النصارى يوم الأحد لأنه ابتدأ فيه خلق كل شيء ، وعظم المسلمون يوم الجمعة ، لأن الله ، عز وجل ، فرغ فيه من خلقه وخلق يوم الجمعة رحمته ، وجمع فيه آدم ، عليه السلام ، وفيه أهبط من الجنة إلى الأرض ، وفيه قبلت توبته وهي أعظمها »{التوحيد لابن منده (خلق الله ، عز وجل ، السموات من دخان 1: 76)}

Artinya : “Telah memberitakan kepada kami ‘Abdus bin Husayn ia berkata: “Telah menceritakan kepada kami Abu Hatim ar-Raziy” ia berkata: “Telah menceritakan kepada kami Abdulloh Bin Solih ia berkata:”Telah menceritakan kepada kami  Yahya bin Ayub dari ‘Abdul Malik bin Jurayj dari ‘Atha’ bin Abi Rabah dari Ibnu ‘Abbas semoga Allah meridhai kepada mereka berdua ia berkata: “Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan langit dari dukhan (kabut/nebula) kemudian Dia memulai menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama) dan Senin (kedua). Sebagaimana firman Allah yang Mahatinggi: “katakanlah Muhammad, ‘sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yang menciptakan bumi dalam dua masa’. Kemudian Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)-nya pada hari ketiga (Selasa) dan hari keempat (Rabu). Maka demikianlah firman-Nya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya pada empat masa al-ayat (Fushilat: 10).Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa kabut maka Dia mendirikan dan menghiasi langit dengan Bintang-bintang, matahari, dan Bulan maka membuat keduanya pada garis edarnya. Dan Dia menciptakan dan penciptaan kehendak para malaikat-Nya dan ciptaan-Nya, pada hari Kamis, menciptakan surga pada hari Jumat, dan penciptaan Adam Jumat, katanya: penciptaan langit dan bumi dan di antara keduanya dalam enam hari, dan menyelesaikan (memutus )semuanya pada hari sabtu, maka orang yahudi mengagungkan hari sabtu, karena sesunggunyaterputus padanya segala sesuatu, dan orang nasrani mengagungkan hari ahad karena sesungguhnya memulai padanya penciptaan segala sesuatu, dan orang muslim mengagungkan hari jum’at, karena sesungguhnya Allah yang maha tinggi telah selesai penciptaan pada penciptaan dan menjadikan hari jum’at sebagai rahmatnya, dan menyatukan padanya adam alaihi salam, dan padanya mengeluarkan adam dari syurga menuju bumi, dan padanya menerima taubatnya, dan itulah yang maha agung.{tauhidibnu mundah (Allah yang maha tinggi menciptakan langit dari dukhan76:1)}”


Adapun proses penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an adalah :
 (Q.S. AlAnbiya [21] :30)

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ         

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
            Ini dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun lalu.Inilah awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah pengembangan ruang, sebagaimana di dalam al-qur’an Allah SWT menyebutkan :

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

Artinya: “ dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (meluaskan).” (Q.S. Adz-dzariyat [51] : 47 )

            Materi yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi bintang-bintang generasi pertama.Hasil fusi nuklir antara inti-inti hydrogen, meghasilkan unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi atau disebut juga Nukleosintesis Big Bang.
Nukleosintesis Big Bang terjadi pada tiga menit pertama penciptaan alam semesta dan bertanggung jawab atas banyak perbandingan kelimpahan 1H (protium), 2H (deuterium), 3He (helium-3), dan 4He (helium-4), di alam semesta.Meskipun 4He terus saja dihasilkan oleh mekanisme lainnya (seperti fusi bintang dan peluruhan alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja dihasilkan oleh spalasi dan jenis-jenis khusus peluruhan radioaktif (pelepasan proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa isotop-isotop ini di alam semesta, dan semua kecuali jejak-jejak yang tidak signifikan dari 3He dan deuterium di alam semesta yang dihasilkan oleh proses langka seperti peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam proses Big Bang. Inti atom unsur-unsur ini, bersama-sama 7Li, dan 7Be diyakini terbentuk ketika alam semesta berumur 100 sampai 300 detik, setelah plasma kuark-gluon primordial membeku untuk membentuk proton dan neutron. Karena periode nukleosintesis Big Bang sangat singkat sebelum terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan, tidak ada unsur yang lebih berat daripada litium yang dapat dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk pada waktu ini adalah dalam keadaan plasma, dan tidak mendingin ke keadaan atom-atom netral hingga waktu lama).

Allah SWT berfirman :

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)

              Masa ini adalah masa ketika  pembentukan langit. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan langit ?, apakah kubah biru di atas sana 
              Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru tak ada lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-benda langit lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya. Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-bintang di dalam galaxy yang masih berlangsung hingga saat ini.

Dalam ayat lain Allah SWT menyebutkan :

ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ

Artinya :“kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,…” (Q.S. fushilat [41] :11 )

           Dukhan (debu-debu dan gas antar bintang (Q.S. fushilat [41] :11 ) ) pada proses pembentukan bintang, gas-gas itu berputar seperti cakram dan menjadi terpusat ditengah cakram. Gas tersebut berkumpul menjadi massa gas yang sengat besar yang mirip dengan gumpalan gas raksasa. Didalam gumpalan gas raksasa, gas terus bergerak dan bertabrakan. Akibatnya, tekanan dan suhu gas menjadi sangat panas. Suhu dan tekana yang tinggi ini menyebabkan gas saling bergabung.Proses pengganbungan gas akan menghasilkan energi panas yang sangat dahsyat. Bila inti panasnya telah cukup untuk memantik reaksi fusi nuklir, mulailah bintang bersinar.Kelak bila bintang mati dengan ledakan supernova, unsur-unsur berat hasil fusi nuklir akan dilepaskan. Selanjutnya, unsur-unsur berat sebagai materi antar bintang bersama dengan hydrogen akan menjadi bahan pembentuk bintang-bintang generasi berikutnya, termasuk planet-planetnya.
Di dalam Al-Qur’an sendiri, penciptaaan langit kadang disebut sebelum penciptaan bumi dan kadang disebut sesudahnya karena prosesnya memang berlanjut hingga saat ini. Itulah dua masa penciptaan langit.dalam bahasa al-quran,Big bang dan pengembangan alam yang menjadikan galaksi-galaksi makin berjauhan ( makin “tinggi” menurut pengamat dibumi serta proses pembentukan bintang-bintang baru disebutkan sebagai penyempurnaan langit.

 Sebagaimana dalam Q.S An-Nazi’at [79] : 28 :

رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا

Artinya :”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”

Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya, termasuk bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan indah :

وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا

Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29  

Bumi yang telah terbentuk dari debu-debu antarbintang yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.
Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawah kulit bumi menjadi lebur,antara lain muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi  dasar  lautan dan granit yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut. Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana dalam firman Allah SWT  :

وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا

Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S. an-Naziat [79] :30)

Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi. Sebagaimana firmanAllah SWT :

       ...وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30 )
Seorang peneliti jepang Profesor Masaru Emoto, mempublikasikan hasil penelitiannya dalam membuktikan molekul air ternyata dapat dipengaruhi oleh pengertian-pengertian yang dibuat manusia. Teorinya tentang pengaruh ini diakui oleh lembaga-lembaga sains, fisika dan biologi. Profesor Emoto mengkaji banyak sampel dari air yang membentuk kristal dan membandingkan satu dengan lainnya. Eksperimen yang dilakukannya menggunakan sekitar 10 ribu sampel yang berhasil dikumpulkannya dan dipublikasikan dalam tiga jilid buku dengan judul "The Messages from Water". Ia percaya kondisi lingkungan mempengaruhi kombinasi molekul air.
Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas metan (CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigenbebas dengan bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa organic.Senyawa organic yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut. Kehidupan diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya [21] ayat 30 yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal dari air.

Dalam masa keenam proses penciptaan alam ini adalah dengan  lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari adanya makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.
Hadirnya tumbuhan-tumbuhan serta proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.
Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa kelima dan keenam inilah yang sepertinya di maksudkan Allah SWT dengan memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi penghuninya sebagaimana di dalam firmannya :

Yang Artinya  " Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Q.S. An-Naazi’at [79] :31-33)

            Begitulah yang Allah SWT ungkapkan di dalam Al-Qur’an sebagai penutup kronologis dari penciptaan alam semesta.          

Beberapa model dari teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuan seperti,teori Alam Semesta Tak Hingga, Model Teori Muultiverse,dan Model teori steady-state, adalah beberapa model teori yang telah runtuh, atau teori yang tidak dapat dipakai keabsahannya.
Semua teori-teori ini dipandang sebagai teori yang tidak dapat di buktian secara ilmiah, selain itu para pemuka teori ini pun hanya mampu mengemukakan teori saja tanpa memberikan bukti atau perhitungan yang pasti. Tak hanya itu saja, parapemuka ini pun mengumumkan teori ini hanya untuk memuaskan ambisi dirinya saja dan hanya untuk mempertahankan paham atheis mereka (meteralis).
       Seperti salah satu seorang Profesor dari Universitas California yang bernama George Abel (dia mempercayai teori steady-state) yang pada akhirnya harus mengakui kebenaran bahwa alam semesta ini mengembang dan tidak statis, setelah teori steady-state ditolak diberbagai tempat.


BAB III
Penutup

A.Kesimpulan 

            Setelah mempelajari dan mengkaji tentang teori penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an dan Sains. Penulis menyadari bahwa ilmu pengetahuan (Sains) dan Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya. Seperti yang penulis kutip dari seorang ilmuan besar Albert Einsten: ”religion without science is blind and science without religion is damage.” (Albert Einstein, 1960)
            Ilmu yang tidak disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak adanya kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena akan dapat salah mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang selalu menentang akan adanya penciptaan alam semesta oleh tuhan. Ini merupakan contoh yang sangat signifikan jika ilmu pengetahuan tidak disertai dengan ajaran-ajaran agama. 
      Untuk itu penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1.       Kebenaran Al-Qur’an akan selalu terbukti sampai kapanpun.
2.    Alam semesta berasal dari ketiadaan dan kemudian menjadi ada, (karena terjadi proses penciptaan) oleh Allah SWT.
3.      Penciptaan alam semesta terjadi secara bertahap (berkembang) sebagaimana yang telah Al-Qur’an jelaskan dan tidak bersifat statis (tetap).
4.      Al-Qur’an lebih dahulu  menceritakan tentang proses penciptaan alam semesta jauh sebelum munculnya ilmu pengetahuan dan kini kebenaran Al-qur’an itu sudah dapat dibuktikan kebenarannya.
5.      dalam kehidupan Ilmu dan agama akan selalu sejalan selaras bersamaan.




Daftar Pustaka

  •    ·      Al-Qur’an dan Terjemah
  • ·         Hadits Rosullullah
  • ·         T.Djamaluddin, Menjelajahi keluasan Langit Menembus Kedalaman Al-Qur’an, khazanah Intelektual.2006.Bandung
  • ·         Ensliklopedi islam, Mukjizat Al-Qur’an (Penciptaan Alam Semesta) , 2010. Jakarta.
  • ·         Tafsir depag, online
            http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=32 , tersedia …
  • ·         Tafsir depag, online

  • ·         Tafsir depag, online
·         Harun Yahya (Penciptaan Alam Semesta)



[1] . Amalee, Irfan, Ensiklopedi Bocah Muslim (Bandung:Mizan,2006)
[2] Software KBBI Offline 1.3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar