BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Setiap
manusia yang ada dimuka bumi ini memiliki rasa keingin tahuan yang kuat dan
takjub demi apa yang akan dia teliti,berbagai macam hal yang ingin mereka
ketahui,salah satunya ingin mengetahui benda apa-apa saja yang berada dibumi
bahkan sekaligus hingga benda-benda langit yang ada dialam semesta ini,mereka
berfikir bagaimana dimensi ruang dan waktu itu mulai berjalan serta kapan awal
mula terjadinya kehidupan itu.
Sehingga
telah banyak para ilmuan dan pakar-pakar yang memikirkan proses alam semesta
ini terbentuk dan mereka melahirkan berbagai macam teori (pendapatnya) tentang
proses bagaimana alam semesta ini tercipta.
Berbagai macam Kaum filsafat materalis muncul dari berbagai penjuru dengan
teorinya yang menentang adanya peristiwa penciptaan dengan nama lain alam semesta
telah ada tanpa diciptakan. serta lahir juga teori yang menjelaskan bahwa alam
semesta ini “berasal dari sebuah
ketiadaan yang kemudian ada secara tiba-tiba”, hingga terbentuklah ruang
dan waktu.
Keragaman teori yang lahir ini didasarkan karena
mereka lebih suka mengeluarkan pendapat masing-masing berdasarkan pemikiran
mereka, dan mereka hanya bersumber pada buku sains saja, tanpa melibatkan kuasa
Allah SWT didalamnya. Padahal, Allah SWT telah memberikan tanda-tanda
kebesaran-Nya didalam Al-Qur’an. Bagaimana proses Dia menciptakan seluruh alam
semesta beserta isinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Proses Terbentuknya Alam Semesta Berdasarkan
Sains Modern dan Al-Quran?
2. Bagaimana Asal Usul Kehidupan di Bumi?
BAB II
Pembahasan
A.Asal-Usul Penciptaan
Alam Semesta Berdasarkan Sains
Jika
kita mengkaji asal-usul penciptaan alam semesta berdasarkan sains modern,maka
kita akan mempelajari terlebih dahulu ilmu astronomi.
Astronomi, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata ,yaitu astro (άστρο) yang berarti bintang dan nomos (νόμος) yang berarti
peraturan/hukum. Sedangkan,Secara terminologi ialah ilmu yang mempelajari
asal-usul, evolusi, sifat fisik, dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di
langit (dan di luar bumi) –serta proses
yang melibatkan mereka.
Teori ini berbunyi “alam semesta bukanlah sesuatu yang di ciptakan. Jika ia
di ciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan,”
begitulah teori yang dikemukakan seorang filosof materalis George Politzer
(1860), dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie.
Teori
penciptaan ini adalah teori yang dikemukakan oleh kaum materalis yakni suatu
kaum yang menganut materalisme (system berfikir yang meyakini materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi
termasuk menolak adanya tuhan) dan berkembang di abad ke-19.
Teori
alam semesta tak hingga ini adalah suatu teori penciptaan yang berpendapat bahwa alam semesta
itu diam, luas tak tebatas, tak berkembang, dan kekal dari dulu sampai kapanpun.Selain
menolak adanya awal (penciptaan) teori ini pun menolak adanya akhir dari alam
semesta (alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir).Salah satu tokohnya
adalah Karl Marx Politzer yang berpendapat “alam semesta tidak diciptakan dari
ketiadaan,” ia berpijak pada model alam semesta statis.
Teori Big Bang merupakan teori penciptaan alam semesta yang menerangkan
bahwa alam semesta telah “diciptakan dari ketiadaan.Pengemuka teori ini bernama”
Edwin Hubble (1929) dia memulai penelitian diobservatorium Mount
Wilson California, Amerika. Dia membuat salah satu penemuan terbesar
di sepanjang sejarah astronomi.sewaktu ketika
mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa
bintang-bintang itu memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti
dapat dibuktikan bahwa bintang-bintang itu “bergerak menjauhi”
kita. Sebab, menurut hukum fisika yang telah ditetapkan, spektrum
dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati seorang pengamat cenderung
akan berwarna keunguan, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung akan berwarna
kemerahan.
Sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi
bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain.Dari sini
dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak
menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.
Adapun arti mengembang, maka ini menunjukan bahwa pada
awalnya ia berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa
“titik tunggal” ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki
“‘volume nol”, dan “kepadatan tak hingga”. Alam semesta telah terbentuk melalui
ledakan titik tunggal bervolume nol ini.dan ledakan inilah yang disebut dengan
Big Bang.
Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah
satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi
diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan
membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Teori
multiverse ini pertama kali di kemukakan oleh seorang astrofisika yang bernama Paul Davies (2003) di dalam karangan bukunya
yang berjudul “A Brief History Of The Multiverse” (Sejarah Singkat
jagat Raya Jamak). Ia mengatakan: “Perhitungan jeli menempatkan kecepatan
pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta
akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat
dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam
semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, Big Bang bukanlah sekedar
ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat
cermat“ Davies (2003:…..)
Selanjutnya Dia juga mengungkapan: “sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan
alam semesta sekarang, yang terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka
sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak
angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai
konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi
keberadaan desain alam semesta.” Davies (2003: …)
Menurut teori ini, jagat raya (universe) yang kita tempati mungkin hanyalah
satu dari sekiaan banyak jagat raya (universes) berjumlah tak hingga yang
membentuk sebuah “jagat raya jamak” yang jauh lebih besar lagi yang dimanakan
“multiverse” (kumpulan dari banyak “universe”, multi = banyak/jamak, uni
=satu/tunggal).
Teori
ini diawali dengan perhitugan mengenai kecepatan pengembangan alam semesta yang
sangat dekat dengan angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari
gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan
runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta ini sudah
berhamburan sejak dulu. Dari sini ia jelas menyadari bahwa pengembangan alam semesta ini tidak mungkin jika tidak ada campur
tangan dari tuhan yang di dalamnya terdapat tujuan dan
perancangan di alam semesta, dan teori ini ia buat untuk menentang akan
keberadaan tuhan dan perangan tuhan itu (pemikiran kaum materalis atheis).
Dalam teori ini ia menyatakan bahwa perancangan di jagat raya adalah disaat
awal terbentuknya jagat raya, seluruh variable, dari kecepatan ledakan Big Bang
hingga kekuatan empat gaya fundamental , dari struktur unsur-unsur hingga
struktur tata surya yang kita huni, benar-benar sesuai untuk menyangga
kehidupan.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta itu bersifat tetap. Teori Sir Fred
Hoyle (1928) menyatakan bahwa alam semesta tak hingga dan kekal sepanjang
masa (alam semesta ini statis). Hal ini bertujuan mempertahankan paham
Materalis. Teori
ini juga menyatakan bahwa alam semesta dimanapun selalu sama. Alam semesta
terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam
semesta selalu tetap sama. Dalam teori ini dinyatakan bahwa tiap-tiap galaksi
terbentuk, tumbuh dan menjadi tua akhirnya mati.[[1]]
B.Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Perspektif
Al-Qur’an
Ayat-ayat yang menjelaskan
tentang Pencipta Alam Semesta oleh Allah SWT :
Adapun ayat-ayat yang
menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan alam semesta adalah :
(Q.S.
Al-Sajdah [32] :4 )
اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا
شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Artinya: “Allah-lah
yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya
dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak
memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah
kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
مَا
أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ وَمَا
كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا
Artinya: “aku tidak
menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan
langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah
aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.”(Q.S.
Al-Kahfi [18] :51 )
(Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
هُوَ الَّذِي
خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ
فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya :“ Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
Tafsir Ayat Yang Berhubungan Dengan Penciptaan Langit
· (Q.S.
Al-Sajdah [32] :4 )
Ayat ini menerangkan bahwa
Allah SWT yang telah menurunkan Alquran kepada Muhammad SAW itu adalah sebagai
bukti bahwa Allah Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di
antara keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini
bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari
sebelum adanya langit dan bumi. Hari pada waktu sekarang ini adalah setelah
adanya langit dan bumi serta telah adanya peredaran bumi mengelilingi matahari
dan sebagainya.
Setelah Allah
menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy, sesuai
dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya".Allah SWT menegaskan bahwa tidak
seorangpun yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan
siksa. Dan tidak seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya,
kecuali Allah semata, karena Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala
sesuatu.Kemudian Allah SWT memperingatkan: "Apakah kamu hai manusia tidak
dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa
kamu masih juga menyembah selain Allah? (tafsir Depag)
· (Q.S.
Al-Kahfi [18] :51 )
Dalam ayat ini Allah
SWT menerangkan kekuasaan-Nya, dan bahwa setan itu tidak berhak untuk menjadi
pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak mempunyai hak sebagai
pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga
karena mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi ini.
Allah SWT menegaskan bahwa iblis dan setan-setan itu tidak dihadirkan untuk
menyaksikan penciptaan langit dan bumi ini, di kala Allah menciptakannya,
bahkan tidak pula penciptaan dari mereka sendiri, dan tidak pula sebagian
mereka menyaksikan penciptaan sebagian yang lain. Bilamana mereka tidak hadir dalam
penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan pertolongan dalam
penciptaan tersebut. Patutkah setan-setan itu dengan keadaan demikian dijadikan
sekutu Allah? Allah SWT dalam menciptakan langit dan bumi ini tidak pernah sama
sekali menjadikan setan-setan, berhala-berhala, sembahan-sembahan lainnya
sebagai penolong, hanya Dia sendirilah yang menciptakan alam semesta ini, tanpa
pertolongan siapapun. Bilamana setan-setan itu dan berhala-berhala itu tidak
ikut serta dalam menciptakan itu tentulah mereka tidak patut dijadikan sekutu
Allah dalam peribadatan seseorang hamba Nya. Sebab orang yang ikut disembah
yang ikut pula dalam penciptaan bumi dan langit ini. Sekutu dalam penciptaan,
sekutu pula dalam menerima ibadah. Dan sebaliknya tidak bersekutu dalam penciptaan,
tidak bersekutu pula dalam menerima ibadah. Maka yang berhak menerima ibadah
hanyalah Allah SWT. Allah SWT berfirman :
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ
زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي
السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ
فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ
Artinya:
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memeliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya." (Q.S. Saba: 22) (tafsir Depag)
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memeliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya." (Q.S. Saba: 22) (tafsir Depag)
· (Q.S. Al-Baqarah [2]
:29 )
(Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu);
sebagai kemuliaan dari-Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan
kemanfaatan untuk waktu tertentu. (dan Dia berkehendak [menciptakan] langit);
lafazh “Tsummas tawa: (artinya): ‘dan Dia berkehendak (menciptakan)’ ”,
mashdar/kata bendanya adalah istiwa’. Jadi, al-Istiwa’ artinya meninggi dan
naik keatas sesuatu sebagaimana makna firman Allah Ta’ala (dalam ayat yang lain-red):
“Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera
itu…”. (Q.S.Al-Mu’minun/23:28). (lalu dijadikan-Nya); meluruskan
(menyempurnakan) penciptaannya (langit) sehingga tidak bengkok (tidak ada cacat
didalamnya-red) [Zub]. (tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu);
meskipun demikian Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu, Maha Suci Dia Yang tiada
ilah dan Rabb (Yang berhak disembah) selain-Nya. [Ays] (tafsir depag).
Dari
ketiga ayat di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke maha
kuasaan-Nya yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur tangan
dari siapapun.
ketiga ayat di atas pun sekaligus menentang pada pernyataan para philosof
materalis yang mengatakan bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa
ada perubahan apapun dan akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti.”
(Harun Yahya).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan kata ‘fase’ adalah tingkatan masa (perubahan, perkembangan,
proses,tahapan)[[2]].
Sehingga dapat disimpulkan perkembangan ataupun perubahan tahap-tahap
penciptaan alam semesta dalam hal ini ditinjau dari al-Qur’an dan tidak lupa
juga menyertakan penjelasan di dalam Hadits. Akan tetapi, menyusun tahapan
penciptaan alam semesta di dalam a-Qur’an bukan perkara yang mudah – disamping
minimnya referensi terutama asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) ataupun
penjelasan dari hadits berkaitan dengan fase-fase penciptaan diperparah dengan
kemunculan cerita-cerita dari Israiliyat dan hadits yang dlaif maupun maudlu
(palsu).
Sebab, dari segi susunan ayat yang menerangkan tahapan penciptaan di dalam
al-Qur’an seolah mengalir seperti firman Allah di dalam surat Fushilat ayat
9-12. Tidak seperti puzzle yang memang harus disusun sehingga membentuk satuan
gambar yang utuh bisa dikenali. Namun, jika disusun seperti puzzle yang pernah
kita mainkan maka akan membentuk sebuah gambaran penciptaan alam semesta yang
saat ini dunia akui keabsahannya dari berbagai rangkaian eksperimen dan bukti
yang otentik.
Enam Masa Penciptaan Alam Semesta
Alam semesta diciptakan dalam enam masa, begitulah
kita yakini berdasarkan keterangan al-Qur’an. Sebagaimana orang kristen
meyakini di dalam Alkitabnya (Bible) di Kitab Kejadian disebutkan bahwa alam
semesta pun diciptakan dalam enam hari atau bisa dikatakan 6 x 24 jam. Bahkan
diperkuat dengan keterangan yang lain, Kitab Kejadian Pasal 1 ayat 3-5 dan 9-19
disebutkan: Berfiman Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang pun jadi (3). Allah
melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap
(4). Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari pertama (5).Kemudian Allah berkata,
"Hendaklah air yang ada di bawah langit mengalir ke satu tempat, sehingga
tanah akan kelihatan,” lalu hal itu terjadi (9). Allah menamakan tanah itu
“Darat”, dan kumpulan air itu dinamakan-Nya “Laut”. Dan Allah senang melihat
hal itu (10). Allah berkata lagi, “Hendaklah tanah mengeluarkan segala macam
tumbuh-tumbuhan, yaitu jenis yang menghasilkan biji-bijian dan jenis yang
menghasilkan buah-buahan.” Lalu hal itu terjadi (11). Demikianlah tanah
mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan, dan Allah senang melihat hal itu
(12). Malam lewat dan jadilah pagi. Itulah hari ketiga (13).Berfirman Allah:
“Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari mala.
Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang
tetap dan hari-hari dan tahun-tahun (14). Dan sebagai penerang pada cakrawala
biarlah benda-benda itu menerangi Bumi.” Dan jadilah demikian (15). Maka Allah
menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk
menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga
bintang-bintang (16). Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi
Bumi (17). Dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang
dari gelap. Allah meliahat bahwa semuanya itu baik (18). Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari keempat.
Sedangkan al-Qur’an menyebutkan dalam sittati
ayyaamin yang berarti enam masa yang panjang.
Sebagaimana dalam al-qur’an (Q.S.
Al-Sajdah [32] :4 ):
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى
عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا
تَتَذَكَّرُونَ
Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari,
kemudian dia bersemayam di atas Arsy.Kamu semua tidak memiliki seorang penolong
dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak
memperhatikannya ?”
Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan
langit dan bumi dalam enam masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir
bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahwa yang disebut dengan (sittati
ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam hari sebagaimana mengartikan
kata ayyaamin.
Pernyataan ini diperkuat pula oleh firman Allah SWT
dalam (QS. Fushshilat [41] :9-12 ) :
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ
بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ
رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ
فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ
أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ
وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا
قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي
يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ
الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ
الْعَلِيمِ(12)
Artinya: “katakanlah, ‘sesungguhnya
patutkah kamu semua ingkar kepada zat yangmenciptakan bumi dalam dua
masa’. Dia menciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya,
kemudian Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)-nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang
yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih berupa kabut, lalu dia berkata kepadanyadan kepada bumi, ‘Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa’.Keduanya
menjawab,’Kami datang dengan suka hati’.Maka dia menjadikannya tujuh langit
dalam dua masa.Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.Dan kami hiasi
langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya
dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang maha perkasa lagi Maha
Mengetahui.”(QS. Fushshilat [41] :9-12 )
Begitulah Allah SWT menjelaskan kronologis
penciptaan alam semesta. Dua masa untuk menciptakan langit sejak
terbentuk dukhan(campuran debudan gas), dua masa untuk
menciptakan bumi, dan dua masa untuk memberkahi bumi.
Selain itu tentang fase penciptaan alam semesta ini
di jelaskan pula dalam (Q.S. An-Naazi’at [79] :27-32) :
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ
السَّمَاءُ بَنَاهَا (27) رَفَعَ سَمْكَهَا
فَسَوَّاهَا (28) وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ
ضُحَاهَا (29) وَالْأَرْضَ بَعْدَ
ذَلِكَ دَحَاهَا (30) أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا
وَمَرْعَاهَا (31) وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (32)
Artinya: “Apakah kamu lebih sulit
penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya.Dia meninggikan bangunanya
lalu menyempurnakannya dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan
siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia
memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhanya. Dan
gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh, (semua itu untuk kesenanganmu dan
untuk binatang-binatang ternakmu.”(Q.S. An-Naazi’at [79] :27-32)
Penjelasan di dalam hadits mengenai penciptaan
langit dan Bumi dalam enam masa justru Bumi diciptakan terlebih dahulu pada
hari Ahad sampai hari Rabu kemudian membangun langit pada hari Kamis dan
Jum’at.
حدثنا أبو عبد الله الحافظ ، أنا أبو
سعيد أحمد بن عمرو الأحمسي بالكوفة ، نا الحسين بن حميد بن الربيع ، نا هناد
بن السري ، نا أبو بكر بن عياش ، عن أبي سعد ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ، أن اليهود
أتت النبي صلى الله عليه وسلم فسألت عن خلق السماوات والأرض فقال : « خلق الأرض
يوم الأحد والإثنين ، وخلق الجبال يوم الثلاثاء وما فيهن من المنافع ، وخلق يوم
الأربعاء الشجر والماء والمدائن والعمران والخراب ، فهذه أربعة ، فقال عز من قائل
: ( قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين
وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام سواء
للسائلين)[2] ، وخلق يوم
الخميس السماء ، وخلق يوم الجمعة النجوم والشمس والقمر والملائكة إلى ثلاث ساعات
بقين منه ، فخلق في أول ساعة من هذه الثلاث الساعات الآجال حين يموت من مات ، وفي
الثانية ألقى الآفة على كل شيء مما ينتفع به الناس ، وفي الثالثة آدم وأسكنه الجنة
وأمر إبليس بالسجود له ، وأخرجه منها في آخر الساعة » . ثم قالت اليهود : ثم ماذا
يا محمد ؟ قال : « ثم استوى على العرش » . قالوا : قد أصبت لو أتممت . قالوا : ثم
استراح . قال : فغضب النبي صلى الله عليه وسلم غضبا شديدا ، فنزلت : ( ولقد خلقنا
السماوات والأرض وما بينهما في ستة أيام وما مسنا من لغوب فاصبر على ما يقولون )
{الأسماء و الصفات للبيهقي (خلق الأرض يوم الأحد والإثنين ، وخلق
الجبال2: 304)}[3]
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah al-Hafidl, telah memberitakan kepada kami Abu Sa’id Ahmad bin ‘Amr
al-Ahmasiy di Kufah, telah memberitakan kepada kami Husayn bin Humayd bin
ar-Rabi’, telah memneritakan kepada kami hunad bin as-Suriy, telah
mencceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Iyas dari Abi Sa’iyd dari ‘Ikrimah dari
Ibnu ‘Abbas. Sesungguhnya seorang Yahudi mendatangi Nabi S.A.W. lalu bertanya
tentang penciptaan Langit dan Bumi kemudian Beliau bersabda: “ Allah
menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama) dan Senin (kedua), dan menciptakan
gunung dan isinya pada hari Selasa (ketiga), pada hari Rabu (keempat) Dia
ciptakan Pohon, air, kota-kota, pemukiman, dan kharrab (lahan-lahan kosong),
dan ini sudah empat hari. Maka yang Mahagagah berfirman: “Katakanlah,
“Pantaskah kamu ingkar kepada Rab yang menciptakan Bumi dalam dua masa dan kamu
adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya itulah Rab seluruh alam.” Dan Dia
ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi,
dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai
untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya.” Dan Dia menciptakan
langit pada hari Kamis(kelima). Dan Dia menciptakan Bintang-bintang,
Matahari, Bulan, dan Malaikat pada hari Jum’at sampai tiga waktu (fase) tahapan
penciptaan-Nya, kemudian Dia menciptakan pada awal waktu (fase) dari tiga waktu
(fase-fase) ini menentukan kisaran waktu kematian seseorang, dan pada
fase kedua memberi penyakit atas semua manfaat bagi manusia, dan pada fase
ketiga menciptakan Adam dan menempatkan di surga dan memerintahkan iblis
sujud kepada Adam, dan keluarnya dari surga pada akhir fase.”. Kemudian orang
Yahudi itu bertanya, “Lalu apa Wahai Muhammad?”. Nabi bersabda, “Kemudian Dia
bersemayam di atas Arsy.”. Mereka mengatakan, “Jika aku telah selesai menyempurnakan.”
Mereka berkata, “Kemudian istirahat.” dia berkata, maka Nabi S.A.W. marah
dengan sangat marah. Maka turunlah ayat: (Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami
sedikitpun tidak ditimpa keletihan, Maka bersabarlah
kamu terhadap apa yang mereka katakan … ) {asma dan mensifatinya baihaqi
(Dia menciptakan bumi pada hari ahad dan senin dan dia menciptakan gunung
304:2)}.”
Kemudian dijelaskan
pula oleh hadits yang lain diterima dari sahabat Ibnu Abbas menyatakan bahwa
setelah terjadinya Big Bang sehingga menyisakan lontaran materi yang
disebut Dukhan (Nebula) di sinilah saat memulai penciptaan
Bumi.
أخبرنا عبدوس بن الحسين قال : حدثنا
أبو حاتم الرازي قال : حدثنا عبد الله بن صالح قال : حدثنا يحيى بن أيوب ، عن عبد
الملك بن جريج ، عن عطاء بن أبي رباح ، عن ابن عباس ، رضي الله عنهما قال : « خلق
الله ، عز وجل ، السموات من دخان ، ثم ابتدأ خلق الأرض يوم الأحد ويوم الإثنين ،
فذلك قوله تعالى : قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين[4] ثم قدر
فيها أقواتها في يوم الثلاثاء ويوم الأربعاء ، فذلك قوله وقدر فيها أقواتها في
أربعة أيام[5] الآية . ثم
استوى إلى السماء وهي دخان فسمكها وزينها بالنجوم والشمس والقمر فأجراهما في
فلكهما ، وخلق بها ما شاء من ملائكته وخلقه ، يوم الخميس ، وخلق الجنة في يوم
الجمعة ، وخلق آدم في يوم الجمعة ، فذلك قوله : خلق السموات والأرض وما بينهما في
ستة أيام[6] ، وسبت كل
شيء يوم السبت ؛ فعظمت اليهود يوم السبت ، لأنه سبت[7] فيه كل شيء
، وعظمت النصارى يوم الأحد لأنه ابتدأ فيه خلق كل شيء ، وعظم المسلمون يوم الجمعة
، لأن الله ، عز وجل ، فرغ فيه من خلقه وخلق يوم الجمعة رحمته ، وجمع فيه آدم ،
عليه السلام ، وفيه أهبط من الجنة إلى الأرض ، وفيه قبلت توبته وهي أعظمها
»{التوحيد لابن منده (خلق الله ، عز وجل ، السموات من دخان 1: 76)}
Artinya : “Telah memberitakan kepada kami ‘Abdus
bin Husayn ia berkata: “Telah menceritakan kepada kami Abu Hatim ar-Raziy” ia
berkata: “Telah menceritakan kepada kami Abdulloh Bin Solih ia berkata:”Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Ayub dari ‘Abdul Malik bin Jurayj
dari ‘Atha’ bin Abi Rabah dari Ibnu ‘Abbas semoga Allah meridhai kepada mereka
berdua ia berkata: “Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan langit dari dukhan
(kabut/nebula) kemudian Dia memulai menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama)
dan Senin (kedua). Sebagaimana firman Allah yang Mahatinggi: “katakanlah
Muhammad, ‘sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yang menciptakan
bumi dalam dua masa’. Kemudian Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)-nya pada hari ketiga (Selasa) dan hari keempat
(Rabu). Maka demikianlah firman-Nya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya pada empat masa al-ayat (Fushilat: 10).Kemudian
Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa kabut maka Dia
mendirikan dan menghiasi langit dengan Bintang-bintang, matahari, dan Bulan
maka membuat keduanya pada garis edarnya. Dan Dia menciptakan dan penciptaan kehendak para malaikat-Nya dan
ciptaan-Nya, pada hari Kamis, menciptakan surga pada hari Jumat, dan penciptaan
Adam Jumat, katanya: penciptaan langit dan bumi dan di antara keduanya dalam
enam hari, dan menyelesaikan (memutus )semuanya
pada hari sabtu, maka orang yahudi mengagungkan hari sabtu, karena sesunggunyaterputus
padanya segala sesuatu, dan orang nasrani mengagungkan hari ahad karena
sesungguhnya memulai padanya penciptaan segala sesuatu, dan orang muslim
mengagungkan hari jum’at, karena sesungguhnya Allah yang maha tinggi telah
selesai penciptaan pada penciptaan dan menjadikan hari jum’at sebagai
rahmatnya, dan menyatukan padanya adam alaihi salam, dan padanya mengeluarkan
adam dari syurga menuju bumi, dan padanya menerima taubatnya, dan itulah yang
maha agung.{tauhidibnu mundah (Allah yang maha tinggi menciptakan langit dari
dukhan76:1)}”
Adapun proses penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an adalah :
(Q.S.
AlAnbiya [21] :30)
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
Artinya: “Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
Ini
dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun
lalu.Inilah awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada
hakikatnya adalah pengembangan ruang, sebagaimana di dalam al-qur’an Allah SWT
menyebutkan :
وَالسَّمَاءَ
بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
Artinya:
“ dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa (meluaskan).” (Q.S. Adz-dzariyat [51] : 47 )
Materi
yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi
bintang-bintang generasi pertama.Hasil fusi nuklir antara inti-inti hydrogen,
meghasilkan unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi
atau disebut juga Nukleosintesis Big Bang.
Nukleosintesis Big Bang terjadi pada tiga menit
pertama penciptaan alam semesta dan bertanggung jawab atas banyak perbandingan
kelimpahan 1H (protium), 2H (deuterium), 3He (helium-3), dan 4He (helium-4), di alam semesta.Meskipun 4He
terus saja dihasilkan oleh mekanisme lainnya (seperti fusi bintang dan
peluruhan alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja dihasilkan
oleh spalasi dan jenis-jenis khusus peluruhan radioaktif (pelepasan proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa
isotop-isotop ini di alam semesta, dan semua kecuali jejak-jejak yang tidak
signifikan dari 3He dan deuterium di alam semesta yang
dihasilkan oleh proses langka seperti peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam
proses Big Bang.
Inti atom unsur-unsur ini, bersama-sama 7Li, dan 7Be
diyakini terbentuk ketika alam semesta berumur 100 sampai 300 detik, setelah
plasma kuark-gluon primordial membeku untuk
membentuk proton dan neutron. Karena periode nukleosintesis
Big Bang sangat singkat sebelum terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan,
tidak ada unsur yang lebih berat daripada litium yang dapat
dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk pada waktu ini adalah dalam keadaan plasma, dan
tidak mendingin ke keadaan atom-atom netral hingga waktu lama).
Allah SWT berfirman :
هُوَ
الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى
السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya
: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan
Dia Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Masa ini
adalah masa ketika pembentukan langit.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan langit ?, apakah kubah biru di atas
sana
Pengetahuan
saat ini menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya
matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru tak ada
lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-benda langit
lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana,
melainkan keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaxy, dan
benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya.
Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-bintang di dalam galaxy yang masih
berlangsung hingga saat ini.
Dalam
ayat lain Allah SWT menyebutkan :
ثُمَّ
اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا
طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Artinya :“kemudian
Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,…” (Q.S.
fushilat [41] :11 )
Dukhan (debu-debu dan gas antar bintang
(Q.S. fushilat [41] :11 ) ) pada proses pembentukan bintang, gas-gas itu
berputar seperti cakram dan menjadi terpusat ditengah cakram. Gas tersebut
berkumpul menjadi massa gas yang sengat besar yang mirip dengan gumpalan gas
raksasa. Didalam gumpalan gas raksasa, gas terus bergerak dan bertabrakan.
Akibatnya, tekanan dan suhu gas menjadi sangat panas. Suhu dan tekana yang
tinggi ini menyebabkan gas saling bergabung.Proses pengganbungan gas akan
menghasilkan energi panas yang sangat dahsyat. Bila inti panasnya telah cukup
untuk memantik reaksi fusi nuklir, mulailah bintang bersinar.Kelak bila bintang
mati dengan ledakan supernova, unsur-unsur berat hasil fusi nuklir akan
dilepaskan. Selanjutnya, unsur-unsur berat sebagai materi antar bintang bersama
dengan hydrogen akan menjadi bahan pembentuk bintang-bintang generasi
berikutnya, termasuk planet-planetnya.
Di dalam
Al-Qur’an sendiri, penciptaaan langit kadang disebut sebelum penciptaan bumi
dan kadang disebut sesudahnya karena prosesnya memang berlanjut hingga saat
ini. Itulah dua masa penciptaan langit.dalam bahasa al-quran,Big bang dan
pengembangan alam yang menjadikan galaksi-galaksi makin berjauhan ( makin
“tinggi” menurut pengamat dibumi serta proses pembentukan bintang-bintang baru
disebutkan sebagai penyempurnaan langit.
Sebagaimana
dalam Q.S An-Nazi’at [79] : 28 :
رَفَعَ
سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا
Artinya
:”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
Pada
masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya,
termasuk bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan
matahari sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan
angin matahari. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi
menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi sebagaimana yang Allah SWT firmankan
dengan indah :
وَأَغْطَشَ
لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا
Artinya
: “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29
Bumi
yang telah terbentuk dari debu-debu antarbintang yang dingin mulai menghangat
dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari
peluruhan unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.
Akibat
pemanasan endogenik itu materi di bawah kulit bumi menjadi lebur,antara lain
muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan granit yang menjadi batuan utama di
daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut. Pemadatan kulit
bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya dimaksudkan
“penghamparan bumi” .sebagaimana dalam firman Allah SWT :
وَالْأَرْضَ
بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا
Artinya
:“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S.
an-Naziat [79] :30)
Hadirnya air dan
atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi. Sebagaimana
firmanAllah SWT :
...وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya [21] : 30 )
Seorang peneliti jepang Profesor Masaru Emoto, mempublikasikan
hasil penelitiannya dalam membuktikan molekul air ternyata dapat dipengaruhi
oleh pengertian-pengertian yang dibuat manusia. Teorinya tentang pengaruh ini
diakui oleh lembaga-lembaga sains, fisika dan biologi. Profesor Emoto mengkaji
banyak sampel dari air yang membentuk kristal dan membandingkan satu dengan
lainnya. Eksperimen yang dilakukannya menggunakan sekitar 10 ribu sampel yang
berhasil dikumpulkannya dan dipublikasikan dalam tiga jilid buku dengan judul
"The Messages from Water". Ia percaya kondisi lingkungan mempengaruhi
kombinasi molekul air.
Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena
cuaca dibumi, yakni awan dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi
atmosfer purba yang kaya akan gas metan (CH4)dan ammonia (NH3) serta sama
sekali tidak mengandung oksigenbebas dengan bantuan energy listrik dan
halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa organic.Senyawa organic
yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut. Kehidupan diperkirakan
bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu berdasarkan fosil
tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya
[21] ayat 30 yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal
dari air.
Dalam masa keenam
proses penciptaan alam ini adalah dengan lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari
adanya makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.
Hadirnya tumbuhan-tumbuhan serta proses fotosintesis
sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen
bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan
tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.
Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak
hewan-hewan pada masa kelima dan keenam inilah yang sepertinya di maksudkan
Allah SWT dengan memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi penghuninya
sebagaimana di dalam firmannya :
Yang Artinya : " Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Q.S. An-Naazi’at
[79] :31-33)
Begitulah yang Allah SWT ungkapkan di dalam Al-Qur’an sebagai penutup
kronologis dari penciptaan alam semesta.
Beberapa model dari
teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuan seperti,teori Alam Semesta Tak
Hingga, Model Teori Muultiverse,dan Model teori steady-state, adalah beberapa
model teori yang telah runtuh, atau teori yang tidak dapat dipakai
keabsahannya.
Semua teori-teori ini dipandang sebagai teori yang
tidak dapat di buktian secara ilmiah, selain itu para pemuka teori ini pun
hanya mampu mengemukakan teori saja tanpa memberikan bukti atau perhitungan
yang pasti. Tak hanya itu saja, parapemuka ini pun mengumumkan teori ini hanya
untuk memuaskan ambisi dirinya saja dan hanya untuk mempertahankan paham atheis
mereka (meteralis).
Seperti salah satu seorang Profesor dari Universitas
California yang bernama George Abel (dia mempercayai teori steady-state) yang pada
akhirnya harus mengakui kebenaran bahwa alam semesta ini mengembang dan tidak
statis, setelah teori steady-state ditolak diberbagai
tempat.
BAB III
Penutup
A.Kesimpulan
Setelah mempelajari dan mengkaji tentang teori penciptaan alam semesta menurut
Al-Qur’an dan Sains. Penulis menyadari bahwa ilmu pengetahuan (Sains) dan
Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan antara
satu sama lainnya. Seperti yang penulis kutip dari seorang ilmuan besar Albert
Einsten: ”religion without science is blind and science without religion is
damage.” (Albert Einstein, 1960)
Ilmu yang tidak disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak
adanya kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena akan
dapat salah mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang selalu menentang
akan adanya penciptaan alam semesta oleh tuhan. Ini merupakan contoh
yang sangat signifikan jika ilmu pengetahuan tidak disertai dengan
ajaran-ajaran agama.
Untuk itu penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
1.
Kebenaran Al-Qur’an akan selalu terbukti sampai kapanpun.
2.
Alam semesta berasal dari ketiadaan dan kemudian menjadi ada, (karena
terjadi proses penciptaan) oleh Allah SWT.
3. Penciptaan
alam semesta terjadi secara bertahap (berkembang) sebagaimana yang telah
Al-Qur’an jelaskan dan tidak bersifat statis (tetap).
4. Al-Qur’an
lebih dahulu menceritakan tentang proses penciptaan alam semesta jauh
sebelum munculnya ilmu pengetahuan dan kini kebenaran Al-qur’an itu sudah dapat
dibuktikan kebenarannya.
5. dalam
kehidupan Ilmu dan agama akan selalu sejalan selaras bersamaan.
Daftar Pustaka
- · Al-Qur’an dan Terjemah
- · Hadits Rosullullah
- · T.Djamaluddin, Menjelajahi keluasan Langit Menembus Kedalaman Al-Qur’an, khazanah Intelektual.2006.Bandung
- · Ensliklopedi islam, Mukjizat Al-Qur’an (Penciptaan Alam Semesta) , 2010. Jakarta.
- · http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/09/06/tentang-kontroversi-hawking-allah-mencipta-semesta-dengan-cara-nya/ , tersedia …
- · http://bungabangsaku.blogspot.com/2009/09/proses-terbentuknya-alam-semesta-teori.html , tersedia ...
- · http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleosintesis , tersedia ...
- · http://malhikdua.sch.id/sainstech/asal-usul-bintang , tersedia ...
- · http://forum.nationalgeographic.co.id/topic.php?id=1961 , tersedia …
- · http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat , tersedia ...
- · http://www.menyingkaprahasiaalamsemesta.com/6.htm , tersedia ...
- · Tafsir depag, online
- · Tafsir depag, online
- · Tafsir depag, online
· Harun Yahya (Penciptaan Alam Semesta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar